Jangan sampe indonesia seperti
albania ¡¡ basmi MMM
Albania adalah salah satu negara
termiskin di Eropa. Sebelum tahun 1985, Albania praktis terisolasi dari negara
lain akibat dari kebijaksanaan komunisme di negara itu. Albania tidak mengenal
konsep kepemilikan karena seluruh properti dimiliki oleh negara. Pada saat
transisi dimulai pada tahun 1991, Albania adalah negara yang sangat miskin dan
hampir semua penduduknya tidak mengerti sistem ekonomi pasar.
Dengan kondisi demikian, penduduk
Albania menjadi sasaran empuk bagi para ‘pengusaha’ skema piramida. Hal ini
juga didukung oleh pemerintah Albania yang tidak melakukan apapun untuk
mencegah praktik tersebut. Pada beberapa kasus pejabat pemerintahan terlihat
mendukung praktik skema piramida tersebut. Bahkan pada November 1996, Perdana
Menteri dan Juru Bicara Parlemen menerima medali penghargaan dari salah satu
skema piramida tersebut.
Di antara pengelola skema
piramida juga terjadi persaingan untuk memperebutkan ‘downline’ dari seluruh
3.5 juta penduduk Albania. Mereka berlomba-lomba untuk meningkatkan tingkat
ROI, mulai dari 10% per bulan sampai dua kali lipat setiap bulannya. Padahal
tingkat inflasi Albania hanya sekitar 15% setiap tahunnya.
Pada Oktober 1996, atas desakan
IMF dan Bank Dunia, menteri keuangan mengumumkan peringatan ke masyarakat
tentang bahaya skema piramida ini. Sayangnya, Presiden Albania Sali Berisha
justru membuat pernyataan yang mendukung praktik-praktik skema piramida ini.
Pers dan masyarakat bereaksi negatif, IMF dituduh berusaha untuk menutup usaha
paling sukses di Albania. Pihak-pihak yang menentang skema piramida menjadi
pihak-pihak yang tidak populer di mata masyarakat.
Pada Januari 1997, dua praktik
skema piramida terbesar bangkrut dan hal ini menyebabkan huru-hara dimana-mana.
Pada Maret 1997, pemerintah kehilangan kontrol atas Albania bagian selatan dan
sebagian besar angkatan bersenjata melakukan desersi. Pemerintah menjanjikan
pemilihan umum pada bulan Juni dan untuk sementara pemerintahan sementara
diberlakukan. Pada akhirnya, 2000 meninggal akibat masalah ini. Sedangkan mata uang
terdepresiasi sebanyak 40% dan harga meningkat 28% selama paruh awal tahun
1997. Praktik skema piramida tersebut berhasil mengeruk uang sebesar $1.2
milyar, atau kurang lebih 50% dari GDP.
Kasus Albania ini adalah sebuah
model bagaimana skema piramida dapat merusak perekonomian sebuah negara. Luas
negara Albania tak lebih dari luas Jawa Barat, sedangkan jumlah penduduknya
hanya 1/10-nya. Kecilnya negara Albania menjadi simulasi yang baik bagaimana
praktik ‘money game’ mempengaruhi sebuah negara. Indonesia yang jauh lebih
besar dari segi luas wilayah, jumlah penduduk dan kematangan ekonominya
tentunya bisa lebih baik dalam menghadapi skema piramida. Walaupun demikian
tentunya kita tidak menginginkan perekonomian kita terdegradasi hanya karena
kita membiarkan praktik skema piramida merajalela.
Siapakah yang salah pada kasus
Albania? Para pembuat skema piramida sudah jelas-jelas salah karena menipu
masyarakat. Masyarakat yang mengikuti skema tersebut juga salah karena tidak
kritis dalam menganalisis fenomena tersebut. Sedangkan pihak yang mengetahui
masalah pada sistem tersebut juga salah karena lebih memilih diam untuk
menghindari antipati masyarakat yang terlanjur menyukai skema tersebut.
Pendekatan pragmatis dalam bentuk “yang mau ikut silakan ikut dan yang tidak
mau silakan diam” dalam menyikapi hal ini tidak dapat dibenarkan.
0 komentar:
Posting Komentar